Pages

Sabtu, 17 Maret 2012

Logam dan Garam

MAKALAH

"LOGAM DAN GARAM"
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ekotoksikologi











OLEH:
KELOMPOK 2 / KM








UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
September 2010





Pendahuluan
Ekotoksikologi adalah ilmu yang mempelajari racun kimia dan fisik pada mahluk hidup, khususnya populasi dan komunitas termasuk ekosistem, termasuk jalan masuknya agen dan interaksi dengan lingkungan (Butler, 1978). Dengan demikian ekotoksikologi merupakan bagian dari toksikologi lingkungan.
Toksisitas logam merupakan proses terjadinya sistem biologi yang disebabkan oleh ion logam bebas dalam fasa terlarut. Ion logam tersebut dapat berikatan atau membentuk kompleks inaktif dengan (elektron) yang tak dapat digunakan pada sisi aktif dari berbagai enzim, pengambilan substrat, dan proses metabolik lainnya. Dalam kehidupan sehari – hari, manusia tidak terpisahkan dari benda –benda yang berasal dari logam. Logam digunakan untuk membuat alat perlengkapan rumah tangga, seperti sendok, garpu, pisau, dan berbagai jenis peralatan rumah tangga lainnya.

1. Analisis Efek Bahaya dalam Ekotoksikologi
Di dalam ekotoksikologi komponen yang penting adalah integrasi antara laboratorium dengan peneltian lapangan (Kenndall and Akerman, 1992). Pendekatan eksperimental digunakan dalam analisis bahan berbahaya yang berpotensi menimbulkan efek dapat dikembangkan pada beberapa tingkat yang berbeda kompleksitasnya, tergantung pada target dari studi suatu organisasi misalnya satu spesies, populasi, komuniats atau ekosistem. Hal ini tergantung pada tipenya seperti panjang dan pendeknya waktu kematian, khronis atau respon pada sub-khronis, kerusakan reproduktif. Sehingga diperlukan kesepakatan diantara kenyataan ekologi dan kesederhanaan dalam prosedur serta interpretasi hasil.
2. Jenis-jenis Uji Ekotoksikologi
Dalam uji ekotoksikologi terdapat lima jenis uji yang ditentukan berkaintan dengan keperluan yang berbeda. Biasanya digunakan pada ikan (Alabaster and Lioyd, 1982), tetapi hal ini akan lebih mudah diterapkan pada tipe organisme , air dan terestrial. Kelima jenis uji tersebut adalah sebagai berikut :
a.Skrining toksisitas dari zat kimia, secara teoritis, semua bahan kimia dapat ditemukan di dalam lingkungan akuatik sebagai hasil dari pembuangan, atau sebagai tempat akhir yang berasal dari air, tanah dan udara. Jenis uji ini juga digunakan untuk menentukan kemampuan toksisitas dari suatu kelompok zat kimia atau produk yang mungkin ditemukan selama perjalanan masuk ke sungai atau danau, sehingga penggunaan bahan berbahaya daoat du unvestigasi. Uji ini sudah menjadi standar.
b.Pemantauan toksisitas dari sumber limbah atau tempat pembuangan akhir, umumnya standar kualitas untuk efluen/ keluaran dipecahkan dengan analisis kimia. Walaupun kandungan efluen tercampur dan kompleks, yang sangat berbahaya bagi perikanan dan sukar untuk dianalisis, uji toksisitas pada ikan digunakan untuk mengestimasi risiko dan uji sederhana digunakan untuk pemantauan dari efluen. Uji ini disebut sebagai uji pemantauan efluen dan dinyatakan dalam penampilan yang sama untuk badan air penerima.c.
c.Pemantauan toksisitas untuk pengajuan peraturan, standar kualitas untuk efluen yang diuraikan di atas perlu dilegalkan, penetapan batas, membuat prosedur standar adalah penting untuk menetapkan bukti pada bagian hukum. Dengan membandingkan dengan standar toksisitas ikan.d.
d.Analisis sensitivitas dari lingkungan alamiah, telah diterangkan di atas bahwa sungai dapat terkontaminasi oleh berbagai sumber yang membawa bahaya bagi pengguna air di bagian hilir.
e.Uji kriteria kualitas air, banyak sekali pencemaran lingkungan yang terjadi pada lingkungan air sebagai tempat akhir pembuangan baik industri maupun rumah tangga.Beberapa zat kimi akab berada dalam ekosistem dalam waktu yang cukup lama, mungkin juga permanen, sehingga perlu dilakukan analisis bahaya, formulasi kriteria kualitas air dan standar kualitas air.

A.Logam
Toksisitas logam adalah terjadinya keracunan dalam tubuh manusia yang diakibatkan oleh bahan berbahaya yang mengandung logam beracun. Zat-zat beracun dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui pernapasan, kulit, dan mulut. Pada umumnya, logam terdapat di alam dalam bentuk batuan, bijih tambang, tanah, air, dan udara. Macam-macam logam beracun yaitu raksa/merkuri (Hg), kromium (Cr), kadmium (Cd), tembaga (Cu), timah (Sn), nikel (Ni), arsene (As), kobalt (Co), aluminium (Al), besi (Fe), selenium (Se), dan zink (Zn). Walaupun kadar logam dalam tanah, air, dan udara rendah, namun dapat meningkat apabila manusia menggunakan produk-produk dan peralatan yang mengandung logam, pabrik-pabrik yang menggunakan logam, pertambangan logam, dan pemurnian logam. Contohnya penggunaan 25.000-125.000 ton raksa per tahun pada pabrik termometer, spigmanometer, barometer, baterai, saklar elektrik, dan peralatan elektronik.
Penggunaan logam sebagai bahan baku berbagai jenis industri untuk memenuhi kebutuhan manusia akan mempengaruhi kesehatan manusia melalui 2 jalur, yaitu :
Kegiatan industri akan menambah polutan logam dalam lingkungan udara, air, tanah, dan makanan.
Perubahan biokimia logam sebagai bahan baku berbagai jenis industri dapat mempengaruhi kesehatan manusia.
Efek Toksik
Toksisitas atau efek toksik suatu bahan kimia dapat didefinisikan sebagai potensi bahan kimia untuk meracuni tubuh orang yang terpapar. Potensi bahan kimia untuk dapat menimbulkan efek negatif terhadap kesehatan tergantung terutama pada toksisitas bahan kimia tersebut dan besarnya paparan. Toksisitas merupakan sifat dari bahan kimia itu sendiri, sedangkan paparan tergantung dari cara bahan tersebut digunakan, misalnya bahan itu dipanaskan, disemprotkan atau dilepaskan ke lingkungan kerja. Tetapi dalam menilai bahaya, perlu diperhitungkan juga kerentanan orang yang terpapar, yang dipengaruhi oleh jenis kelamin, umur, dan status gizi Logam merupakan kelompok toksikan yang unik. Logam ditemukan menetap dalam alam, tetapi bentuk kimianya dapat berubah akibat pengaruh (fisiokimia), (biologis), atau akibat aktivitas manusia. Toksisitas logam dapat berubah drastis bila bentuk kimianya berubah. Di dunia, terdapat 80 jenis logam berat dari 109 unsur kimia di muka bumi. Logam berat terdiri dari :
• Logam berat esensial, yakni logam dalam jumlah tertentu yang sangat dibutuhkan oleh organisme. Dalam jumlah yang berlebihan, logam tersebut dapat menimbulakn efek toksik. Contohnya adalah Zn, Cu, Fe, Co, dan Mn
•Logam berat tidak esensial, yakni logam yang keberadaannya dalam tubuh masih belum diketahui manfaatnya, bahkan bersifattoksik. Contohnya Hg, Cd, Pb, dan Cr.
Faktor yang Mempengaruhi Toksisitas
Tingkatan dan Lamanya Pajanan. Umumnya, makin tinggi kadar dan pajanan logam, efek toksik akan semakin besar. Contohnya, kadmium dalam satu dosis tunggal dan besar dapat menginduksi gangguan saluran pencernaan. Asupan kadmium yang berjumlah lebih kecil dapat mengakibatkan gangguan fungsi ginjal.
Bentuk Kimia
Contohnya adalah merkuri. Senyawa anorganiknya merupakan toksikan ginjal, sementara senyawa metil merkuri dan etil merkuri lebih toksik bagi susunan saraf.
Kompleks Protein – Logam
Berbagai kompleks protein - logam dibentuk dalam tubuh. Contohnya kadmium dan beberapa logam lain (misalnya tembaga dan zink) bergabung dengan [[metalotionein]], suatu protein dengan bobot molekul rendah. Kompleks kadmium ( Cd ) tidak begitu toksik dibandingkan Cd2+. Tetapi dalam sel tubulus ginjal, kadmium - metalotionein melepaskan Cd2+ dan menyebabkan efek toksik.

Tingkatan konsumsi dan banyaknya logam di alam
Umumnya, makin tinggi kadar logam yang terdapat di alam, makin tinggi pula efek keracunan yang ditimbulkan oleh logam tersebut. Contohnya, kadmium dalam satu dosis tunggal dan besar dapat menginduksi gangguan saluran pencernaan. Asupan kadmium yang berjumlah lebih kecil dapat mengakibatkan gangguan fungsi ginjal.
Bentuk kimia
Senyawa anorganik merkuri berpengaruh pada ginjal, sedangkan senyawa metil merkuri dan etil merkuri akan berpengaruh pada susunan saraf. Pada saat ini, senyawa merkuri bersifat lipofitik, sehingga meracuni darah dan otak. Senyawa tetra etil timbal juga dapat mempengaruhi susunan saraf.
Kompleks protein-logam
Berbagai kompleks protein - logam dibentuk dalam tubuh. Contohnya, kompleks protein-logam yang dibentuk dengan timbal, bismut, dan raksa-selenium secara mikroskopik dapat terlihat sebagai badan inklusi dalam sel yang tercemar logam. Besi dapat bergabung dengan protein untuk membentuk feritin yang bersifat larut dalam air atau hemosiderin yang tidak larut dalam air. Kadmium dan beberapa logam lain, seperti tembaga dan zink bergabung dengan metalotionein, suatu protein dengan bobot molekul rendah. Kompleks protein kadmium (Cd) tidak begitu beracun, jika dibandingkan dengan Cd2+. Tetapi, dalam sel tubulus ginjal, kadmium-metalotionein melepaskan Cd2+ dan menyebabkan keracunan.
Faktor usia dan berat badan
Pada orang yang usianya muda,seperti anak-anak, biasanya lebih rentan diserang keracunan logam dari pada orang dewasa. Hal ini disebabkan karena kepekaan dan tingkat penyerapan dalam saluran pencernaan pada mereka lebih besar. Selain itu, pada anak-anak yang mempunyai berat badan sangat kecil, lebih mudah diserang oleh racun logam. Faktor-faktor diet yang menyebabkan defisiensi protein, vitamin C, dan vitamin D dapat meningkatkan keracunan logam. Logam timbal dan merkuri, dapat melintasi plasenta dan mempengaruhi janin. Dari penelitian, bayi yang terkena racun logam dalam kandungan ibunya, akan dipengaruhi secara berlebihan daripada ibunya.
Proses keracunan logam pada manusia
Pada syaraf
Uap logam merkuri dan metil merkuri dengan mudah dapat memasuki susunan syaraf dan menambah efek racun. Senyawa merkuri anorganik tidak dapat memasuki susunan syaraf dalam jumlah yang cukup banyak, sehingga tidak menimbulkan keracunan (neurotoksik). Senyawa organik timbal bersifat neurotoksik, sedangkan senyawa timbal anorganik mempengaruhi sistem hem. Sistem hem merupakan sistem yang mengandung zat penting bagi hemoglobin dan sitokrom. Pada tingkat pemakaian yang tinggi, senyawa-senyawa ini dapat menambah ensefalopati yang mengakibatkan gangguan fungsi kejiwaan pada anak-anak kecil, seperti gangguan kesadaran dan kelakuan. Logam lain yang bersifat neurotoksik adalah tembaga, trietiltin, emas, litium, dan mangan.
Pada ginjal
Sebagai organ ekskresi utama dalam tubuh, ginjal menjadi organ sasaran keracunan logam. Kadmium mempengaruhi sel tubulus proksimal ginjal, sehingga menyebabkan ekskresi protein molekul kecil, asam amino, dan glukosa bersama urin. Kadmium terkumpul dalam lisosom sel tubulus proksimal ginjal. Dalam lisosom, kompleks kadmium melepaskan Cd2+. Ion kadmium menghambat enzim proteolitik dalam lisosom dan menyebabkan cedera sel.
Pada pernapasan
Sistem pernapasan merupakan organ sasaran utama bagi sebagian besar logam.[6] Banyaknya logam menyebabkan iritasi dan radang saluran pernapasan, bagian yang dipengaruhi bergantung pada jenis logam dan tingkat pemakaian. Pada tingkat pemakaian yang tinggi, kromium mempengaruhi lubang hidung, arsen mempengaruhi bronki, dan berilium mempengaruhi paru-paru.
Akibat keracunan logam
Karsinogenisitas
Karsinogenisitas merupakan pembengkakan pada jaringan tubuh (tumor). Tumor diakibatkan oleh peningkatan zat-zat kimia yang beracun. Beberapa logam bersifat karsinogenik pada manusia dan hewan. Logam-logam tersebut adalah arsen, kromium, berilium, kadmium, dan sisplatin.
Tumor merupakan salah satu efek yang ditimbulkan oleh logam beracun.
Gangguan fungsi imun
Konsumsi makanan yang mempunyai bahan logam beracun dapat mengakibatkan penghambatan berbagai fungsi imun. Logam-logam lain, seperti berilium, kromium, nikel, emas, merkuri, platina, dan zirkonium dapat menginduksi reaksi hipersensivitas.
Reaksi Hipersensitivitas Terhadap Logam
Logam Jenis reaksi Ciri-ciri Klinis Mekanisme reaksi
Platina
I Asma, konjunktivitas, urtikaria, anafilaksis
IgE (protein antibodi alergi) bereaksi dengan antigen dalam sel mast/basofil dan melepaskan amin vasoreaktif

Emas, garam organik II Trombositopenia
IgG (protein antibodi kekebalan tubuh) mengikat komplemen dan antigen dalam sel, mengakibatkan kerusakan sel
Uap merkuri III Glomerulonefritis, proteinuria
Antigen, antibodi, dan endapan komplemen pada permukaan epitel dasar glomerulus
Kromium, nikel, berilium, zirkonium
IVDermatitis kontak, pembentukan granuloma
Sel T (sel penahan tubuh) yang sensitif bereaksi dengan antigen dan menyebabkan reaksi hipersensitivitas tertunda

Logam beracun
Aluminium (Al)
Sekitar 20 tahun yang lalu, ada penelitian yang menunjukkan bahwa aluminium merupakan penyebab penyakit alzheimer. Akibatnya, banyak organisasi dan individu yang mengurangi tingkat pemakaian peralatan dari alumimium. Namun, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyimpulkan bahwa, penelitian yang menyatakan bahwa aluminium merupakan penyebab penyakit alzheimer tidak dapat dipercaya, karena penelitian tersebut tidak memperhitungkan asupan aluminium total yang ada dalam penyakit itu. Meskipun tidak ada bukti yang meyakinkan bahwa aluminium sebagai penyebab utama penyakit alzheimer, para peneliti bersepakat untuk melakukan penelitian lebih lanjut lagi. Pada industri manufaktur mobil, perlu diperhatikan keselamatan para pekerja, karena aluminium yang terkandung dalam cairan logam di tempat kerja menyebabkan kanker. Target organ aluminium adalah sistem saraf pusat, ginjal, dan sistem pencernaan.
Barium (Ba)
Beberapa senyawa barium mudah larut dalam air dan ditemukan di danau atau sungai. Dampak yang ditimbulkan senyawa barium yang berbeda tergantung pada kelarutan senyawa barium. Barium yang tidak larut dalam air, tidak berbahaya dan sering digunakan oleh dokter untuk tujuan medis. Senyawa barium yang larut dalam air dapat menyebabkan efek kesehatan yang berbahaya, misalnya kesulitan bernapas, tekanan darah meningkat, perubahan irama jantung, iritasi perut, pembengkakan otak, kelemahan otot, kerusakan hati, ginjal, dan limpa.
Berilium (Be)
Pekerja pabrik yang bekerja pada pertambangan atau pengolahan bijih, pabrik yang menggunakan paduan dan manufaktur kimia dengan berilium, permesinan atau daur ulang logam yang mengandung berilium sangat berbahaya, karena mereka menghirup udara tempat kerja yang terkontaminasi dengan berilium. Tinggi tingkatan berilium di udara menyebabkan kerusakan paru-paru. Berilium diserap perlahan-lahan dari paru-paru ke dalam darah, dan kemudian diangkut ke sistem rangka, hati dan ginjal.
Kadmium (Cd)
Kadmium ditemukan dalam pembuatan baterai, plastik PVC, pigmen cat, pupuk, rokok, dan kerang yang berada di sekitar lingkungan pabrik. Keracunan logam kadmium terdiri dari 15-50% penyerapan melalui sistem pernafasan dan 2-7% melalui sistem pencernaan. Target organ adalah hati, plasenta, ginjal, paru-paru, otak, dan tulang.
Merkuri (Hg)
Elemen merkuri (Hg) berwarna kelabu-perak, sebagai cairan pada suhu kamar dan mudah menguap bila dipanaskan. Hg2+ (senyawa anorganik) dapat mengikat karbon, membentuk senyawa organomerkuri. Metil Merkuri (MeHg) merupakan bentuk penting yang menimbulkan keracunan pada manusia. Industri yang menggunakan logam merkuri adalah :
1.Industri yang memproduksi klorin.
2.Produksi koustik soda.
3.Tambang dan proses biji Hg.
4.Metalurgi dan proses pelapisan tembaga-nikel-khrom dengan logam ferro (kuningan).
5.Pabrik kimia.
6.Pabrik tinta.
7.Pabrik kertas.
8.Penyamakan kulit.
9.Pabrik tekstil.
10.Perusahaan farmasi.
Sebagian senyawa merkuri yang dilepas ke lingkungan akan diubah menjadi metilmerkuri (MeHg) oleh mikroorganisme dalam air dan tanah. MeHg dengan cepat akan diakumulasikan dalam ikan atau tumbuhan dalam air permukaan. Kadar merkuri dalam ikan dapat mencapai 100.000 kali dari kadar air disekitarnya, jika ikan tersebut berada di lingkungan pabrik yang menggunakan logam merkuri. Orang-orang yang mempunyai potensial terkena merkuri (Hg) diantaranya :
•Pekerja pabrik yang menggunakan Hg.
•Janin, bayi dan anak-anak :
1.MeHg dapat menembus plasenta.
2.Sistem saraf sensitif terhadap keracunan Hg.
3.MeHg pada ASI, maka bayi yang menyusu dapat terkena racun.
•Masyarakat pengkonsumsi ikan yang berasal dari daerah perairan yang tercemar merkuri.
Merkuri termasuk bahan teratogenik. MeHg didistribusikan keseluruh jaringan terutama di darah dan otak. MeHg terutama terkonsentrasi dalam darah dan otak, 90 % ditemukan dalam darah merah. Efek toksisitas merkuri terutama pada susunan saraf pusat (SSP) dan ginjal, dimana merkuri terakumulasi yang dapat menyebabkan kerusakan SSP dan ginjal antara lain tremor (gerakan fluktuatif gemetar pada tubuh) dan kehilangan daya ingat. MeHg mempunyai efek pada kerusakan janin dan terhadap pertumbuhan bayi. Kadar MeHg dalam darah bayi baru lahir dibandingkan dengan darah ibu mempunyai kaitan signifikan. Bayi yang dilahirkan dari ibu yang terkena racun MeHg dapat menderita kerusakan otak dengan akibat :
1. Retardasi mental, yaitu keadaan dengan intelegensia yang kurang (subnormal) sejak masa perkembangan (sejak lahir atau sejak masa anak).
2. Tuli.
3. Buta.
4. Mikrocephali (campak).
5. Cerebral palsy.
6.Gangguan menelan makanan.
Efek terhadap sistem pernafasan dan pencernaan makanan dapat menyebabkan terjadinya keracunan yang parah. Keracunan merkuri dari lingkungan dapat mengakibatkan kerusakan berat pada jaringan paru-paru, sedangkan keracunan makanan yang mengandung merkuri dapat menyebabkan kerusakan liver.
Besi (Fe)
Besi merupakan logam berat, karena dengan mengonsumsi suplemen zat besi, anak-anak kecil akan keracunan, misalnya, konsumsi sebanyak 5-9 tablet besi 30 mg. Konsumsi makanan yang mengandung besi dapat menimbulkan efek racun, karena besi diserap dengan cepat dalam saluran pencernaan. Sifat korosif dari besi lebih meningkatkan penyerapan racun. Keracunan besi dapat terjadi jika mengonsumsi sulfat merah-tablet yang dilapisi besi atau preparat multivitamin dewasa untuk permen. Sumber-sumber lain dari besi adalah air minum, pipa besi, dan peralatan masak. Target organ adalah hati, sistem kardiovaskular, dan ginjal.
Arsenic (As)
Arsen di air di temukan dalam bentuk senyawa dengan satu atau lebih elemen lain. Senyawa arsen dengan oksigen, klorin atau belerang sebagai arsen inorganik, sedangkan senyawa dengan karbon dan hidrogen sebagai arsen organik. Arsen inorganik lebih beracun dari pada arsen organik. Tempat pembuangan limbah kimia mengandung banyak arsen, meskipun bentuk bahan tak diketahui (organik/inorganik). Arsen masuk ke dalam tubuh manusia umumnya melalui makanan dan minuman. Arsen yang tertelan secara cepat akan diserap lambung dan usus halus kemudian masuk ke peredaran darah. Arsen inorganik telah dikenal sebagai racun manusia sejak lama, yang dapat mengakibatkan kematian. Dosis rendah akan mengakibatkan kerusakan jaringan. Bila melalui mulut, pada umumnya efek yang timbul adalah iritasi saluran makanan, nyeri, mual, muntah dan diare. Selain itu mengakibatkan penurunan pembentukan sel darah merah dan putih, gangguan fungsi jantung, kerusakan pembuluh darah, luka di hati dan ginjal.
Timbal(Pb)
Setiap tahun, industri memproduksi sekitar 2,5 juta ton timah di seluruh dunia, seperti untuk baterai, cat, penutup kabel, pipa, amunisi, bahan bakar aditif,plastik PVC, x-ray perisai, produksi kaca kristal, dan pestisida. Target organ adalah tulang, otak, darah, ginjal, dan kelenjar tiroid.
Kromium (Cr)
Dalam bentuk makanan, kromium diserap 10-25 %. Kromium digunakan dalam pembuatan baja, batu bata dalam tungku, pewarna, pigmen untuk meningkatkan ketahanan logam dan krom, penyamakan kulit, dan kayu. Penjualan produk atau bahan kimia yang mengandung kromium dan bahan bakar fosil menyebabkan terjadinya pembakaran ke udara, tanah, dan air. Partikel menetap di udara dalam waktu kurang dari 10 hari, akan menempel pada partikel tanah, dan dalam air dengan sedikit larut. Efek racun akan timbul, jika menghirup udara tempat kerja yang terkontaminasi, misalnya dalam pengelasan stainless steel, kromat atau produksi pigmen krom, pelapisan krom, dan penyamakan kulit. Selain itu, jika menghirup serbuk gergaji dari kayu yang mengandung kromium akan menimbulkan efek keracunan. Efek toksik kromium dapat merusak dan mengiritasi hidung, paru-paru, lambung, dan usus. Dampak jangka panjang yang tinggi dari kromium menyebabkan kerusakan pada hidung dan paru-paru. Mengonsumsi makanan berbahan kromium dalam jumlah yang sangat besar, menyebabkan gangguan perut, bisul, kejang, ginjal, kerusakan hati, dan bahkan kematian.
Kobalt (Co)
Kobalt menetap di udara selama beberapa hari. Kobalt menetap bertahun-tahun dalam air dan tanah, sehingga dapat bergerak dari tanah ke air bawah tanah. Setiap orang dapat terkena kobalt pada tingkat rendah di udara, air, dan makanan. Orang-orang yang tinggal di daerah limbah berbahaya yang mengandung kobalt dapat terkena efek racun kobalt. Pekerja yang membuat produk-produk yang mengandung kobalt dapat mengalami keracunan. Toksisitas akut kobalt dapat diamati sebagai efek pada paru-paru, asma, pneumonia, dan sesak nafas. Pada tahun 1960, beberapa pabrik bir menambahkan kobalt dalam bir untuk menstabilkan busa. Beberapa orang yang minum dalam jumlah besar bir mengalami mual, muntah, dan efek serius pada jantung. Namun, efek pada jantung tidak terlihat pada orang yang mengidap anemia atau wanita hamil.
Nikel (Ni)
Nikel dan senyawanya tidak memiliki karakteristik bau atau rasa. Nikel terdapat di udara, menetap di tanah atau dikeluarkan dari udara dalam hujan. Sumber utama nikel adalah asap tembakau, knalpot mobil, pupuk, superfosfat, pengolahan makanan, dihidrogenasi lemak-minyak, limbah industri, peralatan masak stainless steel, pengujian perangkat nuklir, baking powder, pembakaran bahan bakar minyak, perawatan gigi dan jembatan. Efek yang ditimbulkan logam nikel adalah serangan asma, bronkitis kronis, sakit kepala, pusing, sesak napas, muntah, nyeri dada, batuk, sesak napas, kejang, bahkan kematian.
Selenium (Se)
Selenium mengakibatkan gangguan pada kelenjar tiroid dan kesehatan jantung. Selenium partikel kecil di udara menetap di tanah atau dikeluarkan dari udara dalam hujan. Selenium menyerupai sulfur dalam sifat fisik dan kimia. Konsentrasi selenium dalam darah 19-25 mikrogram per 100 mililiter. Selenium menyebabkan kanker, leukemia limfositik, paru-paru, pencernaan, usus besar, karsinoma genitourinari, kanker kulit, dan penyakit hodgkins.
Zink (Zn)
Seng dilepaskan ke lingkungan oleh proses alam, namun sebagian besar berasal dari kegiatan manusia seperti pertambangan, produksi baja, pembakaran batu bara, dan pembakaran sampah. Sebagian besar zink di dalam tanah tetap terikat pada partikel tanah. Toksisitas akut yang ditimbulkan oleh zink adalah kekeringan tenggorokan, batuk, kelemahan, menggigil, demam, mual dan muntah.



























Daftar Pustaka

Adiwisasta, A. 1985. Keracunan: Sumber, Bahaya Serta Penanggulangannya. Angkasa Bandung: Bandung
Arifin. 2008. Merkuri (Hg); Logam Cair Toksik Mematikan.http://Smk3ae.Wordpress.Com/2008/06/24/Merkuri-Hg-Logam-Cair-Toksik-Mematikan/, diakses pada tanggal 18 september 2010
Anonim. 2008. Toksisitas Logam. http://id.wikipedia.org/wiki/Toksisitas_logam, diakses pada tanggal 18 september 2010
Anonim. 2010. Toksisitas Logam. http://feedraider.com/item/2010/4/208153548/Toksisitas-Logam, diakses pada tanggal 18 september 2010
Rimanthos. 2007. Ekotoksikologi Lingkungan. http://arda-dinata-pplf.blogspot.com/2008/04/waspadai-pengaruh-toksisitas-logam-pada.html, diakses pada tanggal 18 september 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar